[puisi] Eyang, Apa Kabar?
: Eyang Kakung
Eyang, bagaimana cuaca di sana? Di sini, hujan dan panas masih terus berganti. Berjalan seperti biasa. Malam juga masih setia menemaniku. Dengan sepinya, kelamnya, bintangnya.
Eyang, bagaimana cara menggambar kucing tidur dan gajah? Aku lupa gerakan tanganmu. Aku jarang menggambar kucing tidur dan gajah, sejak beberapa hari setelah kita meninggalkan ruang kerjamu. Aku rindu semua guratan yang kau cipta. Khas.
Eyang, bagaimana kabarmu? Maaf, aku belum menata lilin dan menabur bunga di atas abumu, sejak terakhir kujejakkan kaki di Tonjong. Belum sempat. Tunggu saja, dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, atau kapan, batang hidungku akan tampak di atas abumu.
19-20 Maret 2003
Eyang, bagaimana cuaca di sana? Di sini, hujan dan panas masih terus berganti. Berjalan seperti biasa. Malam juga masih setia menemaniku. Dengan sepinya, kelamnya, bintangnya.
Eyang, bagaimana cara menggambar kucing tidur dan gajah? Aku lupa gerakan tanganmu. Aku jarang menggambar kucing tidur dan gajah, sejak beberapa hari setelah kita meninggalkan ruang kerjamu. Aku rindu semua guratan yang kau cipta. Khas.
Eyang, bagaimana kabarmu? Maaf, aku belum menata lilin dan menabur bunga di atas abumu, sejak terakhir kujejakkan kaki di Tonjong. Belum sempat. Tunggu saja, dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, atau kapan, batang hidungku akan tampak di atas abumu.
19-20 Maret 2003
1 Comments:
This comment has been removed by the author.
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home